Senin, 22 April 2013

AAI Mengalihkan Duniaku



Telah kita ketahui bahwa, semua umat islam diwajibkan untuk belajar, baik itu yang ikhwan (laki-laki) ataupun yang akhwat (perempuan). Seperti yng telah ditegaskan Al-Quran dalam surat Al-Alaq ayat pertama ataupun dalam As-Sunnah. Dalam QS.Al-Alaq ayat 1 yang berarti “Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-Mu yang menciptakan” itu terkandung bahwa kita haruslah terus membaca (belajar) sampai kapanpun, sampai akhir usia yang diberikan Alloh SWT kepada kita semua.
Untuk itu, selain kita belajar ilmu dunia seperti fisika, matematika, sejarah dan yang lainnya, tentunya kita wajib belajar ilmu agama, tentulah belajar agama Islam, agama yang “rahmatan lil ‘alamin”. Kita belajar tidaklah harus ditempat belajar seperti dalam kelas, dimana pun kita berada disitulah kita dapat belajar. Selain kita belajar di dalam ruangan tertututp kita juga dapat untuk belajar di luar ruang misalnya belajar di alam dan lewat alam. Sebab dimana pun kita belajar, tentunya itu tetap ilmunya Alloh SWT.
Kita mengerti bahwa kita ini belajar di sekolah negeri bukanlah di sekolah agama, tentunya kita tahu bahwa prioritas kita belajar ilmu dunia. Tetapi tak dapat dipungkiri kita perlu yang nemanya ilmu akhirat (agama) karena ruhani kita juga perlu disiram dengan ilmu agama. Maka di sekolah negeri atau umum ini pastilah porsi untuk belajar agama lebih minim dibandingkan di sekolah pesantren atau sekolah-sekolah islam terpadu lainnya.
Dari kurangnya porsi pemberian ilmu pengetahuan agama di sekolah umum , maka muncullah pemberiaan ilmu agama di luar jam pelajaran sekolah yang diberikan guru agama ataupun yang lainnya yang disebut mentoring. Tak hanya di sekolah umum saja, mentoring ini ada bahkan merambah ke dalam skala universitas. Tetapi pastinya untuk skala Universitas cara dan metodenya sedikit berbeda.
Di Universitas kita tercinta, Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) pun tak mau ketinggalan, tetapi pastilah namanya berbeda. Mentoring di UNS dinamakan AAI yang memiliki kepanjangan Asistensi Agama Islam. Sesuai namanya, AAI ini bertugas untuk memberi bimbingan ataupun tambahan agama islam melalui asisten yang berasal dari mahasiswa UNS sendiri.

Dalam AAI ini kita biasa mengenal ‘Duduk Melingkar’ karena posisi wajib kita saat ber-AAI ria adalah melingkar, yang dimaksudkan agar tali ukhuwah kita tak akan terputus. Dalam AAI  tentunya ada mentoring seperti biasa dan ada kegiatan-kegiatan lain yang sangat menarik. Kegiatan-kegiatan itu seperti tempat ber-AAI yang sering bepindah-pindah sehingga kita tak akan bosan, ada outbond ceria dan ada juga futsal bersama. Dan tak kalah pentingnya, ternyata kegiatan AAI yang menyenangkan ini dimasukkan dalam nilai agama islam, tentulah itu dapat menambah semangat kita dalam ber-AAI.
Dalam AAI ini, saya dan keenam kawan saya masuk ke dalam kelompok AAI yang diasisteni oleh mas Septian Bayu Nugraha, Beliau adalah Ketum SKI FKIP UNS tahun 2012. Saya telah mengikuti AAI ini lebih dari satu semester dan saya sangat bahagia masuk dalam kelompok ini, karena dismping asistennya yang sangat familiar dengan saya dan kawan-kawan, teman-teman saya pun sangat bersemangat mengikuti AAI ini sehingga saya pun ikut bersemangat. Sampai saat ini pun sayadan kawan-kawan selalu mengikuti AAI ini dengan tertib, tak pernah absen mengikuti kegiatan AAI ini. Dengan demikian kami ini sangat kompak.
Dalam segala kegiatan pastilah diharapkan memberikan efek yang positif bagi yang mengikutinya, begitu pula dengan kegiatan di AAI ini, AAI ini juga berupaya untuk memberikan efek positif bagi yang mengikutinya termasuk saya. Walaupun saya waktu di SMA juga pernah mengikuti kegiatan mentoring, tetapi kegiatan AAI disini berbeda, sehingga efeknya pun berbeda. Di sini saya bersemangat mengikuti kegiatan AAI ini , tidak seperti di saya di SMA yang malas-malasan mengikuti mentoring.
Selain itu, perubahan yang saya rasakan diantaranya saya senang menghafalkan Al-Quran, hal yang tak pernah saya lakukan di SMP dan SMA, dan hasilnya cukup memuaskan, hafalan saya bertambah, walaupun jika dibandingkan dengan orang lain tetap saja sedikit tetapi itu sangat berarti bagi saya. Efek lain dari saya menghafal Al-Quran adalah sholat sunnah saya bertambah, sebab hafalan surat saya, saya praktekkan dalam sholat sunnah.
Dari segi sikap, yang berubah dari diri saya adalah saya lebih mampu dalam menahan kemarahan saya, dulu setiap kali saya lelah saya sangat mudah tersulut emosi dan terkadang adik saya yang menjadi korban. Saat ini walaupun terkadang sifat pemarah saya masih keluar kadang-kadang tetapi saya merasa sudah tidak meluap-luap seperti dulu dan saya pun sudah tidak lagi melampiaskan kemarahan saya kepada orang lain termasuk adik saya.
Mungkin hanya sedikit perubahan dari dalm diri saya, tetapi bagi saya pribadi itu sudah sangat berarti. Dan saya berharap masih bisa istiqomah di AAI ini. Dan saya sangat mengharapkan AAI ini dapat merubah saya ke dalam hal yang lebih positif melalui perantara para asiitennya. Semoga Kebaikan para asisten yang telah sudi membimbing saya dan kawan-kawan mendapat imbalan yang lebih dari Alloh SWT.Amiin.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India