Menatap sebuah kalender yang terpajang
di sisi kamar, menghitung telah berapa lama aku berleha-leha dalam liburan
#katanya* semester kali ini, meski hasil yang telah berlalu tak sesuai dengan
harapan. Melihat kenyataan itu mestinya kali ini aku harus BENAR dalam
pembelajaranku. Indeks Prestasi yang naik tak mengurungkan perasaanku yang
gundah, pasalnya aku merasa keberhasilan dalam kenyataan di semester kali ini
jauh dibanding awal aku masuk UNS ini, toh semua ini juga kesalahanku.
Mungkin aku terlalu asyik dalam duniaku
sendiri, atau mungkin aku benar-benar sibuk sehingga tugas utamaku saat ini
yang (hanya) belajar terlupakan. Tapi, tunggu dulu, aku bukanlah seorang
presiden bukan pula seorang pengusaha besar yang bisa disebut orang sibuk. Tak
mungkin aku menyamakan kesibukanku dengan kesibukan mereka. Tetapi mengapa yang
aku ingin lakukan kebanyakan gagal?
Hal itu membuatku berfikir, berfikir memang susah tapi lebih susah
kalau tidak berfikir. Maka aku seperti menemukan jalan keluar, seperti
firman Alloh Inna ma’al yusri yusr,
yang berarti sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Ada yang terlewat di
benakku, apakah yang kegagalan yang kemarin itu gara-gara aku salah dalam mengatur
waktuku atau lebih tepatnya manajemen waktu. Jujur aku jarang me-list apa-apa yang akan saya lakukan dan
seringnya hanya saya ingat dalam pikiran walau terkadang lupa dan hilang.
Ditambah lagi seringnya buang-buang
waktu tak berguna, terkadang aku merasa lelah dan aku ingin istirahat. Istirahatku
mungkin terlalu berlebih dan kewajiban-kewajibanku pun terbengkalai, hasilnya
banyak yang terlewatkan, kecewa? Pastinya. Ataukah ada sebab yang lebih besar,
yaitu jauh dari sang pencipta, “iya mungkin” aku selalu berfikir begitu. Diakui
atau tidak memang semester yang lalu aku seperti jauh dari sang maha kuasa, aku
merasa seperti tak diridhoi oleh-Nya. Salahkah aku berfikir begitu, tetapi yang
aku yakini bahwa Alloh mengerti permasalahan hamba-Nya, mungkin saja Dia sedang
mengujiku, semoga saja.
Dua hari yang lalu, aku telah merasa
melakoni kembali rutinitasku yang dulu, aku kembali merasakan kegagalan itu
kembali. Tetapi aku tak mau seperti keledai yang gagal pada kondisi yang sama, aku harus bangkit! Itu yang harus
kulakukan selanjutnya, tetapi aku tak mau semangatku itu hanya berumur mingguan
bahkan harian, maka aku harus mentargetkan apa yang akan kucapai di semester
ini atau yang lebih detail apa kewajibanku minggu ini sehingga setiap harinya
aku mampu menuliskan apa yang akan kulakukan dan harus kulakukan pula.
Ditambah ini bulan Ramadhan 1434 H,
bulan penuh berkah dan semoga Alloh selalu meridhoiku dalam usahaku bangkit
dalam kegagalan. Dan haruspula aku lebih dakat dengan-Nya. Memang butuh
perjuangan untuk membuatku kembali seperti yang kuinginkan, apalagi banyak
kewajibanku. Untuk saat ini saja aku masih berkewajiban melaksanakan
tugas-tugasku sebagai koordinator sponsor SAINS WEEK 6, staff Kajian dan Ilmu
Pendidikan HMP GRAFITASI, staff perlengkapan EDUCATION FAIR, memberikan ilmu
alias ‘ngeles’ anak SMA 2 Solo dan juga kuliahku sendiri.
Tapi kuyakin Alloh pasti memberi
jalan-Nya, aku berdoa untuk dapat melaksanakannya semua, dan tak lupa
kewajibanku sebagai anak dan kakak harus pula terpenuhi. Mungkin ini hanya
curhatan hati seorang mahasiswa yang lagi galau. Kutuliskan semua ini agar
dalam diriku bisa teras plong dan berbagi pengalaman pula kepada teman semua.
Pernah saya membaca quote, bahwa “Orang yang cerdas akan mampu mengambil
hikmah dari sebuah masalah.” Semoga banyak yang membaca dan bermanfaat.
Aamiin.
1 komentar:
supeer
Posting Komentar