This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Jumat, 26 Juli 2013
Kembali Meretas Rutinitas
7/26/2013 01:45:00 PM
Unknown
1 comment
Menatap sebuah kalender yang terpajang
di sisi kamar, menghitung telah berapa lama aku berleha-leha dalam liburan
#katanya* semester kali ini, meski hasil yang telah berlalu tak sesuai dengan
harapan. Melihat kenyataan itu mestinya kali ini aku harus BENAR dalam
pembelajaranku. Indeks Prestasi yang naik tak mengurungkan perasaanku yang
gundah, pasalnya aku merasa keberhasilan dalam kenyataan di semester kali ini
jauh dibanding awal aku masuk UNS ini, toh semua ini juga kesalahanku.
Mungkin aku terlalu asyik dalam duniaku
sendiri, atau mungkin aku benar-benar sibuk sehingga tugas utamaku saat ini
yang (hanya) belajar terlupakan. Tapi, tunggu dulu, aku bukanlah seorang
presiden bukan pula seorang pengusaha besar yang bisa disebut orang sibuk. Tak
mungkin aku menyamakan kesibukanku dengan kesibukan mereka. Tetapi mengapa yang
aku ingin lakukan kebanyakan gagal?
Hal itu membuatku berfikir, berfikir memang susah tapi lebih susah
kalau tidak berfikir. Maka aku seperti menemukan jalan keluar, seperti
firman Alloh Inna ma’al yusri yusr,
yang berarti sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Ada yang terlewat di
benakku, apakah yang kegagalan yang kemarin itu gara-gara aku salah dalam mengatur
waktuku atau lebih tepatnya manajemen waktu. Jujur aku jarang me-list apa-apa yang akan saya lakukan dan
seringnya hanya saya ingat dalam pikiran walau terkadang lupa dan hilang.
Ditambah lagi seringnya buang-buang
waktu tak berguna, terkadang aku merasa lelah dan aku ingin istirahat. Istirahatku
mungkin terlalu berlebih dan kewajiban-kewajibanku pun terbengkalai, hasilnya
banyak yang terlewatkan, kecewa? Pastinya. Ataukah ada sebab yang lebih besar,
yaitu jauh dari sang pencipta, “iya mungkin” aku selalu berfikir begitu. Diakui
atau tidak memang semester yang lalu aku seperti jauh dari sang maha kuasa, aku
merasa seperti tak diridhoi oleh-Nya. Salahkah aku berfikir begitu, tetapi yang
aku yakini bahwa Alloh mengerti permasalahan hamba-Nya, mungkin saja Dia sedang
mengujiku, semoga saja.
Dua hari yang lalu, aku telah merasa
melakoni kembali rutinitasku yang dulu, aku kembali merasakan kegagalan itu
kembali. Tetapi aku tak mau seperti keledai yang gagal pada kondisi yang sama, aku harus bangkit! Itu yang harus
kulakukan selanjutnya, tetapi aku tak mau semangatku itu hanya berumur mingguan
bahkan harian, maka aku harus mentargetkan apa yang akan kucapai di semester
ini atau yang lebih detail apa kewajibanku minggu ini sehingga setiap harinya
aku mampu menuliskan apa yang akan kulakukan dan harus kulakukan pula.
Ditambah ini bulan Ramadhan 1434 H,
bulan penuh berkah dan semoga Alloh selalu meridhoiku dalam usahaku bangkit
dalam kegagalan. Dan haruspula aku lebih dakat dengan-Nya. Memang butuh
perjuangan untuk membuatku kembali seperti yang kuinginkan, apalagi banyak
kewajibanku. Untuk saat ini saja aku masih berkewajiban melaksanakan
tugas-tugasku sebagai koordinator sponsor SAINS WEEK 6, staff Kajian dan Ilmu
Pendidikan HMP GRAFITASI, staff perlengkapan EDUCATION FAIR, memberikan ilmu
alias ‘ngeles’ anak SMA 2 Solo dan juga kuliahku sendiri.
Tapi kuyakin Alloh pasti memberi
jalan-Nya, aku berdoa untuk dapat melaksanakannya semua, dan tak lupa
kewajibanku sebagai anak dan kakak harus pula terpenuhi. Mungkin ini hanya
curhatan hati seorang mahasiswa yang lagi galau. Kutuliskan semua ini agar
dalam diriku bisa teras plong dan berbagi pengalaman pula kepada teman semua.
Pernah saya membaca quote, bahwa “Orang yang cerdas akan mampu mengambil
hikmah dari sebuah masalah.” Semoga banyak yang membaca dan bermanfaat.
Aamiin.
Jumat, 12 Juli 2013
Tips Gokil Saat Perjalanan Wisata
7/12/2013 11:23:00 AM
Unknown
No comments
1. Putuskan berapa orang yang berangkat dan pake
apa, gak lucu kan cuma 10 orang pakai bus, dan untuk meminimalisir, kalau pake
motor sebanyak 2 atau 3 motor saja agar mudah terkontrol.
2. Tentukan kemana tujuannya. Kebiasaan orang yang
suka main alias dolan cuma ingin pergi aja dari rumah, katanya sih untuk
refreshing tapi tak tau kemana tujuannya. Kalau kebiasaan saya, tujuan itu satu
saja, tapi di perjalanan nanti kita tambahkan tujuan-tujuan baru yang tak jauh
dari tujuan utama kita.
3. Siapkan kendaraan, usahakan kendaraan yang sehat
dan cek semua kebutuhan kendaraan, seperti angin, oli, bensin, ban dan
lain-lain. Dan jangan lupa pilih kendaraan yang sudah teruji, maksudnya bila
perjalanannya naik seperti ke pegunungan pastikan motornya yang dipakai kuat
nanjak.
4. Kalau belum tahu jalan ke tempat tujuan, biasakan
lewat kota saja, sebab kalau jalan besar pasti ada plakat yang menunjukkan arah
tujuan kita, tapi kalau sudah tahu jalannya malah lebih bagus.
5. Isi perut, jangan lupa masalah yang satu ini,
apabila kita kekuragan tenaga pasti kita saat berkendara akan tidak
berkonsentrasi, dan jangan lupa jangan mengantuk, bila mengantuk lebih baik
bertukar dengan kawan kita.
6. Utamakan keselamatan, dimanapun kita berada entah
saat perjalanan atau ketika menikmati kegiatan di tempat wisata tetaplah
waspada appun yang terjadi
7. Belilah seperlunya, ini sangat penting karena bila
kita tak menghemat dana tentu di tempat wisata uang kita bisa raib karena kita
beli barang-barang yang tak perlu, seperti pakaian. Tak lupa beli oleh-oleh yang
dirumah juga seperlunya saja.
8. Untuk meminimalisir masalah, apabila setelah
selesai berwisata dan waktu itu sudah hampir petang, usahakan lewat jalan besar
agar nanti kalau ada bocor atau masalah lain tentu masih ada bengkel atau bisa
minta bantuan orang lain.
9. Terakhir dan yang paling utama yaitu harus berdoa
dan minta izin orang tua agar saat perjalanan kita tenang dan pulang dengan
selamat.
Itu sedikit share pengalaman saya, semoga
bermanfaat, berwisatalah yang bermanfaat, oke ??
Perjalanan Menembus Batas
7/12/2013 11:17:00 AM
Unknown
No comments
Beberapa hari yang lalu, biasalah anak
muda yang udah stress sama tugas kuliah tentunya “ingin balas dendam” atau
lebih kerennya ingin refreshing agar otaknya kembali encer. Karena destinasi
wisata di sekitar rumah udah dijajaki semua, pastinya bosan kalau kesitu-situ
lagi, kayak ndak ada tempat lain aja. Untuk menyukseskan rencana besar itu
“dolan=main maksudnya” diputuskan untuk berangkat ber-4 seperti fantastic four
mengarungi jalan berasap.
Dengan bermodal 2 motor bebek yang gak
bisa terbang kami “sebut aja ndas, mas bo, topa dan gembul” melaju dengan
kecepatan cahayanya kizaru menuju kota jogja, rumahnya sultan Hamengkubuwana X.
Sebelum beraksi kami rapat sebentar dimeja tak berbentuk di geladak rumah topa
dan hsil rapat memutuskan bahwa tujuan kami ke Imogiri dan Pantai Parangtritis.
Jam 9 dimulailah dinas kami menuju
persinggahan perdana yaitu Imogiri, yang tak lain adalah makam Kasultanan
Mataram, yang terletak di Kecamatan Imogiri, Bantul. Perjalanan panjang tiada
henti itupun dimulai, sebab hari itu menjelang bulan Ramadhan jalanan kota
Klaten dan Jogja sangat padat merayap kayak rayap. Jalanan lebih dari 80km itu
kami lalui, sempat istirahat di indomaret Janti bawah Ringroad selatan untuk
beli minuman.
Waktu 10 menit istirahat, lalu melewati
Ringroad selatan kami menuju Imogiri. Karena saya tak tau arah apalagi jalan
yang perlu diingat ketika lewat ringroad dan mau ke Imogiri ikut saja jalan
ringroad sampai ada plakat bertuliskan imogiri. Kalo dari arah Solo setelah ada
plakat belok kiri tinggal lurus #kayaknya sih, dan bebrapa menit kemudaian
pasti bertemu plakat-plakat selanjutnya yang menunjukkan jalan ke Imogiri.
Sampai di sana kami “mblasuk” atau salah
jalur karena kami masuk lewat perkampungan bukan jalan yang semestinya. Dan
setelah bertanya kepada juru kunci desa, maksud kami warga desa kami putar arah
dan sampai di jalur utama pendakian Imogiri. Setelah diskusi agak lama karena
gak tau jalan naik kami memutuskan yang penting jalan ternyata jalan kami jalan
yang benar. Karena untuk perawatan situs ini disana kami disuruh memberiuang
seikhlasnya, 10ribu kami anggap pas untuk kami ber-4.
Untuk menyelamatkan kami dari hal yang
tidak mengenakkan kami sholat Dhuhur dulu yang kami Jama’ dengan Ashar kan masih
ke parangtritisnya lama #alasan ae. Melihat sisilah raja yang ada di sana bikin
pusing dan tambah tidak mengerti kami langsung mulai naik tangga yang akan
membuat ‘ndas’ kurus #hehhe. Dalam hitungan saya ada 384 tangga, tapi kata
penjaganya ada 500 tangga, setiap ada yang menghitungnya biasanya berbeda
hasilnya seperti mitosnya yang adaa disana.
Karena modal dengkul alias modal nekat kami
sampai atas pun tak bisa masuk melihat makam sultan agung dan keturunannya
karena harus sewa beskap bila mau masuk. Alhasil, sampai pintu gerbang pertama
sambil makan-makan cukuplah itu bagi kami.
Setelah keluar dari situs bersejarah dan
menyerap banyak ilmu #bilang saja ilmu ndagel. Kami meluncur ke Pantai
parangtritis. Agar tidak pingsan dipinggir jalan kami mencari tempat mengisi
perut, karena tak tau peta kami serahkan arah pada motor kami, tak lama motor
kami tiba-tiba belok sendiri ke arah warung bakso dan mie ayam. Karena yang
dicari Cuma isi perut kami tidak mengubris apa rasanya makanan itu padahal
seperti hambar rasanya.
Setelah menambah isi perut walau tak
menambah isi otak kami melanjutkan perjalanan menembus batas in. Tak usah
kembali lewat kota, dari imogiri tinggal belok kiri ke selatan terus akan
sampai di pantainya ratu kidul. Menurut film Keramat tahun 2009 di parangtritis
adalah pintu masuk ke dunia lain, entah benar atau tidak.
Sebelum masuk ke pantai selatan ini
harus mengeluarkan tiap nyawa 5 ribu rupiah untuk tiket masuk, untungnya meski
ramai dalam perjalanan namun tidaklah macet. Disan kami memilih memarkir
kendaraan kami di sepanjan pantai bagian timur. Kami pun menuju bibir pantai,
terlihat ribuan orang yang berada disana. Sepanjang bibir pantai parangtritis
yang memanjang dari timur hingga barat, sepertinya tak ada ruang kosong
satupun. Ada yang mandi, main bola, foto-foto, naik mobil mini sewaan #aku lupa
namanya**.
Karena masih terlalu ramai, kami pun
foto-foto bak foto model internasional yang gagal, dengan gaya terbaik pun
masih aja keliatan jelek, tapi karena sudah tak tau malu yang penting pede aja.
Akhirnya pose terbaik dapat diambil, tapi tetap saja masih wagu. Karena tak mau
melewatkan kesempatan perak ini, kami bersegera ganti baju dan bersiap mandi di
pantai. Tak disangka setelah ganti baju kita ber-3 seperti anak SMP yang hilang
di pantai, apalagi ditambah dengan hadirnya orang tua kami #panggil mas bo#
yang menjaga kami dari jauh karena tak ikut berenang.
Karena kesetanan dalam berenang kami
terbawa arus dari bibir pantai ke pasir-pasir pantai. 2 jam menggila di bibir
pantai, kami lama-lama seperti buah dimasukkan kulkas, dingin sekali rasanya,
karena anginnya kencang ditambah badan kami yang minimalis tak urung kami
mengangkat tangan tanda menyerah. Kami bersegera menuju tempat mas bo yang
membawa baju dan tas kami karena kami bisa mati kedinginan kalau tak segera
ganti baju.
Setelah berjalan dari sisi barat ke
timur dan kami tibalah ke tempat parkir motor terbaik kami, 5 ribu untuk mandi
dan parkir kami disana. Karena ada bisikan aneh kami pun segera pulang
#bisikane mas bo. Baru sampai jembatan, ternyata memang di jembatan itu harus
ada yang dikorbankan, dan yang terpilih adalah ban belakang motor saya yang
harus terluka, untung ada tukang tambal ban dekat jembatan, kalau tidak tak tau
apa yang akan terjadi padaku #alay.
Tak kurang setengah jam menunggu dan jam
telah menunjuk pukul 17.30. Kami pun
melanjutkan perjalanan setelah ban motor saya telah “waras” kembali, dalam
perjalanan kami mampir memberi makan si motor dan hati kami, maksudnya isi
bensin dan sholat. Setelah 2 jam perjalanan menyusuri kembali jalan berangkat,
kami pun tiba di rumah topa, meski jalanan macetnya sudah kayak jakarta. Saya
gak bisa bayangin kalo hidup di jakarta, tiap hari macet, duh duh.
Untuk keselamatan perjalanan ke rumah
maka kami isi perut dulu di tempatnya topa, karena mau jajan sudah gak punya
modal, jadi nunggu gratisan aja di tempatnya topa. Alhamdulilah jam setengah 11
saya tiba dirumah dengan lecet-lecet, maksudku selamat. Dan selanjutnya ngecek
Top Eleven, dan ternyata kalah, saya pun frustasi dan tidur.
Selamat Menikmati !! Haha
Minggu, 09 Juni 2013
Belajar dari Peribahasa #1
6/09/2013 06:41:00 PM
Unknown
No comments
Ingatlah kata orang bijak yang
mengatakan, belajarlah dari hal-hal yang ada di sekitar kamu. Belajarlah dari
pohon-pohon yang menyimpan rahasia, dari binatang-binatang yang memiliki
keunikan, dari bumi yang mengajarkan ketenangan, dari orang lain yang menceritakan
pengalaman dan dari peribahasa yang
mendidik secara konotatif.
Mengapa peribahasa dalam hal ini penulis
kaitkan, tak lain dan tak bukan karena di era semua serba global ini,
kebanyakan orang sudah melupakan nilai-nilai luhur bangsa yang salah satunya
adalah peribahasa. Peribahasa yang dahulunya sering menjadi “wejangan” dari
orang tua kini telah terkikis ombak globalisasi. Anak kecil yang dahulu selalu
ingat peribahasa yang selalu diajarkan di sekolah, tetapi sekarang yang diingat
hanyalah lagu-lagu yang tiap hari muncul di layar TV.
Kali ini, penulis tidak banyak bercerita
tentang pentingnya peribahasa. Akan tetapi memberikan sedikit peribahasa yang
akan menambah beberapa persen ilmu kita.
Pertama, Ada Air Ada Ikannya, yang artinya “dimana kita tinggal, disitu kita mendapat rezeki”.Sudah sangat
jelas sesuai dengan artinya, kita tak perlu takut dimana pun kita berada, di
kampus, di tempat kerja dan dimana pun walau kita jauh dari orang tua pasti
Alloh SWT akan memberikan rezekinya sesuai jatah kita. Tetapi perlu diingat
rezeki tak akan turun bila kita tak menjemputnya, maka selalu berusahalah
mencari rezeki di tempat engkau tinggal agar rezeki kita akan turun dengan
cepat. Dan yakinlah bahwa Alloh telah menyediakan rezeki tiap orang sesuai
porsinya.
Kedua, Ada Batang Cendawan Tumbuh, artinya “Tak pernah berputus asa untuk mencapai cita-cita”. Peribahasa ini
sangat cocok untuk kita para pelajarsebab kita belajar pasti untuk menggapai
cita-cita kita, tetapi kita terkadang malas, jenuh, hilang semangat di tengah
jalan atau malah sampai tak mau belajar lagi alias putus asa. Eiitss, tunggu
dulu kita tak boleh putus asa di tengah jalan gitu, itu sama saja belajar kita
sia-sia. Ingat, Alloh tidak membebani kaumnya kecuali dalam batas kemampuannya.
Jadi percaya dan yakin cita-citamu akan tercapai jika terus berusaha dan
pantang putus asa, Okey ?
Ketiga, Ada Bunga Ada Lebah, artinya “Tempat
yang banyak mendatangkan rezeki pasti banyak orang yang berdatangan”. Nah
arti diatas itu kalau berkaitan dengan dunia ekonomi atau kebutuhan. Apabila
dikaitkan dengan pribadi individu beda lagi artinya, lebih cocok kalau “Jika seseorang itu bermanfaat tentunya
banyak orang yang mendekat”, mendekat disini lebih kepada agar terkena
percikan kemanfaatan. Sebagai contoh, kita sebagai mahasiswa apabila memiliki
kemampuan lebih, boleh lah membaginya kepada eman yang lain. Kemudian aktif
dalam organisasi untuk melatih diri dan lebih peka terhadap masalah sosial dan
tak lupa memberi kontribusi yang dapat kita berikan di kampung halaman kita.
Mungkin, untuk kesempatan kali ini hanya
3 peribahasa yang mampu penulis kupas, dan untuk selanjutnya tentunya menungu
postingan berikutnya. Semoga bermanfaat, Sayonara !!!
Kamis, 30 Mei 2013
Menulis is Simple
5/30/2013 02:10:00 PM
Unknown
No comments
Banyak diantara kita pasti mengatakan kalau menulis
itu susah, gak ada ide, tulisanku tidak menarik dan lain sebagainya. Sebenarnya
itu hanya fikiran kita saja karena tidak mau menulis. Dan terkadang kita juga
Cuma cari-cari alasan agar kita tidak dianggap malas dalam menulis, dan itu
juga terkadang masuk ke dalam jiwa kita yang membuat kita malas. Lalu apa yang
harus kita lakukan ?
Sebaiknya kita tentukan alasan atau
sebab kita mau menulisterlebih dahulu. Bahasa sederhananya, mengapa kita
menulis dan haruskah kita menulis. Itu dulu yang harus kita jawab, misal saja
kita menulis karena kita ingin dikenang orang maka karya atau tulisan kita
harus memberi kesan yang mendalam kepada pembaca. Memberi kesal mendalam tidak
instan, jadi kita harus terus berlatih itulah mengapa harus menulis. Tiap orang
punya alasannya masing-masing, tentukan alasanmu sendiri untuk menulis. Apabila
kita tidak tahu buat apa kita menulis, kenapa harus capek-capek menghabiskan
waktu untuk menulis.
Apakah menulis di kalangan mahasiswa
adalah sesuatu yang luar biasa dan istimewa?. Sebenarnya juga tidak begitu
istimewa pasalnya seorang mahasiswa sudah barang tentu berhubungan dengan dunia
menulis ini seperti membuat laporan praktikum, membuat makalah dan tugas-tugas
yang lain.Tetapi selain itu, untuk menuliskan hal-hal lain di sekitarnya
seorang mahasiswa masih sangat kurang, termasuk saya sendiri. Mengapa itu bisa
terjadi ?
Sebabnya tentunya kurangnya modal,
tentunya modal untuk menulis. Sebenarnya ada banyak modal dalm menulis tetapi
tidak elit untuk menyebutkan semuanya. Diantara modal menulis itu, yaitu bacaan
apa yang telah kita baca, hal menarik apa yang telah kita lihat, diskusi
tentang apa dan dengan siapa yang telah kita lakukan, sudah berapa orang
inspiratif yang kita temui dan bagaimana perjalanan hidupmu, menarikkah ?.
Dengan kita melakukan hal-hal tersebut dan tentunya secara kontinue itu sudah cukup
modal untuk kita menulis.
Tak hanya modal saja yang kita perlukan,
tetapi juga keberanian. Karena tentu dalam tulisan kita ada yang pro dan ada
yang kontra, sehingga kita harus berani mengungkapkannya. Saat kita menulis
kita dituntut untuk selalu berani dalm berbagi dan bertanggungjawab tentang apa
yang kita tuliskan. Kita juga harus menerima kritik dan saran, dan yang paling
penting yaitu harus berani mengungkapkan kebenaran.
Seperti sebuah pepatah, “Tulisanmu adalah Dirimu”,berarti
pepatah itu menandakan apa yang kita tulis menandakan karakteristik pribadi
kita. Dan kita sebagai mahasiswa, tentunya dituntut untuk menjadi mahasiswa
yang “biasa”, biasa menulis dan
mengungkapkan pendapat kita melalui tulisan. Menulis juga dapt sebagai
investasi kita di akhirat, tentunya melalui tulisan yang bermanfaat. Dan banyak
orang yang telah menjadi bagian sejarah melalui tulisan, bagaimana kita?
Akankah jejak kita menjadi jejak sejarah.
Kaitan dengan dunia nyata, mahasiswa
sering dianggap oleh masyarakt sebagai kaum intelektual dan cendekiawan, penuh
karya dan bakti, berjiwa idealisme dan perlawanan, serta pastinya calon
pemimpin masa depan. Agar mampu mewujudkannya kita harus terus berusaha, salah
satu jalannya adalah melalui tulisan kita. Selanjutnya tinggal bagaimana sikap
kita, mau berbagi atau untuk diri sendiri ?
Yang pasti, “Sesederhana apapun tulisan
kalian, pastikan bermakna, dapatkan manfaatnya”.
Sumber : Presentasi Yuli Ardika Prihatama (Ketum SIM
UNS 2012) dalam acara DIMENSI, dengan penambahan penulis